15 May 2009

KARANGASEM SIKAPI FLU BABI SECARA SEKALA DAN NISKALA (Upaya Nyata Dan Ritual)

AMLAPURA-Ancaman virus mematikan Swine Influienza atau Flu babi yang kini meresahkan dunia membuat Karangasem turut siaga. Berbagai upaya dilakukan Kabupaten Ujung Timur Bali ini . Selain mengantisifasi dengan upaya nyata .sebagaimana umumnya kepercayaan Hindu Bali adanya wabah tersebut juga di antisifasi dengan menggelar ritual semacam penolak atau peredam Wabah.

Sumber Humas Pemkab Karangasem,mengakui hal itu disebutkan Pemkab Karangasem melakukan berbagai upaya. Langlah nyata tersebut telah dilakukan olah Dinas Peternakan, kelautan dan Perikanan pemkab Karangasem. Salah satunya adalah dengan melakukan
biosecurity ke seluruh Kecamatan. Kegiatan ini menyasar
5.400 ekor babi dan 326 peternak serta surveilance di wilayah pariwisata Sengkidu dan Manggis .Sementara secara niskala dilakukan dengan menggelar ritual upacara Pemilayu bumi .

Menurut Kadis PKP Karangasem Ir. I Negah Manta Ekayudha ,Selaian upaya itu juga dilakukan sosialisasi mengenai virus yang ditemukan pertama kali di Negara Mexiko tersebut. “Peternak kita minta melakukan upaya sanitasi sendiri untuk mencegah berjangkitnya penyakit tersebut.” Ujarnya.
Selaian itu pemerintah juga memberikan bantuan kepada peternak berupa 1 – 2 liter disinfektan kepada 326 peternak dengan skala kepemilikan ternak 5 – 10 ekor dari sekitar 154.000 ekor populasi babi yang ada di Kabupaten Karangasem.

Swine Influienza alias Flu Babi merupakan penyakit pada saluran pernafasan babi disebabkan virus Influenza tipe A yang berjangkit di Amerika, tergolong biasa terjadi pada musim semi di negara-negara 4 musim, namun karena strain dan sub tipe viruis flu menyebar di Amerika menimbulkan komplikasi dan kerugian, bahkan sudah merenggut korban jiuwa.

Kegiatan surveilance epidemiologi yang dilaksanakan bekerjasama dengan Balai Besar Veteriner Denpasar di daerah pariwisata sebagai upaya menganisipasi kemungkinan ada gejala. Kegiatan ini di pusatkan di Desa Sengkidu. Dipilihnya desa ini karena banyaknya penertak di wilayah ini. Selaian itu kawasan ini juga dekat dengan obyak wisata Candidasa, Karangasem. Sebanyak 50 sampel dilakukan di Desa ini. Di Desa ini dilakukan pengambilan sampel darah babi dan swab leleran hidung untuk mendiagnose adanya virus flu babi.

Hasil survelen baru akan diketahui setelah usai uji laboratorium sekitar 2 Minggu ke depan. Tindak lanjut kegiatan antisipasi yang dilakukan sesuai Surat Edaran Bupati Karangasem tanggal 4 Mei 2009 No. 1300/524/DPKP tentang Kewaspadaan Dini terhadap Swine Ingfluenza serta Surat Edaran Dirjen Peternakan No 28230/PD.640/F/04/2009 taggal 28 April 2009 tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Flu Babi

Ka.Bid Kesehatan Hewan drh. I Ketut Artama, menambahkan gejala tanda-tanda klinis yang nampak pada babi yang mengidap virus flu babi antara lain terdapat tanda-tanda batuk-batuk, tidak mau makan, demam tinggi, ada leleran hidung, sesak nafas, abortus dan vertilitas rendah.

Sementara jika terjadi pada manusia tanda-tandanya relatif sama. Saat ini level penularan yang diwaspadai adalah penyebaran antar manusia tidak pada babi, tetapi malah kerap babi dijadikan babi-hitam atau dikambing-hitamkan. Cara penularannya infeksi pada babi yang tertular secara kontak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi.

“Demi aman bagi siapapun setelah konntak dengan hewan sakit agar mencuci tangan.” Demikian Ia mengingatkan.Desinfektan yang dilakukan ke semua Kecamatan terdiri dari Kec Rendang menyasar 57 peternak dan 1.232 ekor babi, Sidemen 86 peternak dan 731 ekor babi, Manggis 35 peternak dan 3555 ekor babi, Bebandem 47peternak dan 789 ekor babi, Kubu 23 peternak dan 555 ekor babi, Selat 32 peternak dan 455 ekor babi, Abang 16 peternak dan 833 ekor babi serta Kec. Karangasem menyasar 30peternak dan 450 ekor babi. (Karta W )

No comments: