14 January 2008

Berita Minggu I Januari 2008

Kawanan Pencuri Gasak Pretima Pura Pulasari

Sebelum Kabur sempat Baku Hantam Dengan Warga Yang memergoki

KUBU

Warga Tianyar Timur, Kubu, pada Selasa Dinihari Kemarin dibuat geger, sekawanan pencuri yang diduga spesiaalis Pretima ,menyatroni sebuah Pura Khayangan Pulasari yang berlokasi di Dusun Eka Adnyana, Tianyar Timur, Kubu Karangasem.Hebohnya sebelum pencuri berhasil membawa kabur sejumlah Barang Sakral berupa Pretima dari Pura itu .Pencuri yang jumlahnya lebih dari seorang itu sempat baku hantam dengan warga yang memergokinya .

Informasi yang dihimpun media ini ,aksi nekat pencuri itu terjadi pada Selasa(8/1) sekitar pukul 03.00 Wita menjelang pagi kemarin.Saksi Ni Made Siti (35) Yang pertama kali melihat kawanan pencuri berada didalam lokasi Pura itu menyebutkan ,Pada dinihari itu, dirinya bermaksud kekamar mandi ,kebetulan rumah saksi tidak jauh dari lokasi Pura .Saat itu Siti kaget dan nyaris tidak percaya melihat adanya 3 sosok yang berdiri depan Gedong tempat penyimpanan sejumlah Pretima yang dimiliki Pura tersebut .

Yang cukup mencurigakan saksi juga melihat salah seorang dari mereka membawa Karung plastic (Kampil) .Melihat pemandangan ganjil itu,saksi Siti mengabarkannya kepada I Made Sugarsi(40),Ni Nyoman Mudiani termasuk juga I Gde Mayun(45) Kepala Lingkungan setempat.

Tidak ingin kehilangan jejak,setelah mendapat informasi dari saksi, disaat hari masih gelap itu, Sugarsi nekat mengejar ketiga orang yang mencurigakan memasuki Pura, aksi kejar-kejaranpun terjadi .Merasa jumlah pencuri lebih banyak mereka justru menyerang balik Sugarsi ,perkelahian yang tidak seimbang tidak bisa dihindarkan ,setelah berhasil melukai tangan kanan Sugarsi ,pencuri kabur dengan membawa barang curiannya ,sesaat kemudian baru warga berdatangan kelokasi. Sayangnya ketiga pencuri yang berusaha menutupi wajahnya itu tidak berhasil dikenali oleh warga termasuk Saksi-saksi yang melihat kejadian itu .

Setelah dicek kelokasi Pura tempat kawanan pencuri melakukan aksinya diketahui sejumlah benda-benda Sakral milik Pura telah raib diantaranya 7 Buah Adeg-adeg Arca Bhetara,2 buah Arca kayu, 6 Bunga Pucuk terbuat dari Emas ,1 Buah Pretima Praraga serta sekitar 5000 Kepeng uang Bolong yang ditaksir keseluruhannya senilai kurang lebih mencapai Rp.19 ,45 Juta .

Hasil olah TKP petugas setelah menerima laporan pencurian itu menduga Pencuri mengambil benda-benda berharga milik Pura itu dengan cara mencongkel gembok pintu Gedong pada tengah malam disaat warga sekitarnya tengah terlelap .

Informasi terjadinya pencurian Pretima diwilayah Tianyar Timur, Kubu ini dibenarkan Pahumas Polres Karangasem Kompol I Wayan Soerdjana .Saat dikonfirmasi seijin Kapolres Kemarin, Pihak Aparat ,disebutkan Pahumas masih melakukan lidik terhadap terulangnya kasus pencurian Pretima, yang pada Tahun-tahun sebelumnya sempat bikin heboh diwilayah hukum Karangasem Bahkan juga di Bali.

“Petugas masih mengembangkan penyelidikan.Yang jelas pemicu terjadinya pencurian salah satunya juga lantaran tidak dijaganya tempat penyimpanan Pretrima milik Pura atau dititipkan pada rumah Jro Mangku “ Tandas Pahumas seraya mengimbau kepada warga ,ataupun pengemong pura untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dalam melindungi aset-aset milik Pura yang sejauh ini kerap tidak dijagai. (Karta W)

Menghawatirkan Pemkab Cegah HIV-AIDS Lewat Perda

AMLAPURA

Seiring kian merebaknya kasus HIV – ADIS dikalangan masyarakat termasuk di Karangasem, ternyata juga menjadi kekhawatiran pihak Pemkab Karangasem ,guna mengambil langkah proaktif Pemkab mengajukan pembahasan Perda Penanggulangan HIV AIDS ke DPRD Karangasem. Hal itu disampaikan Kadis Kesehatan dr Ida Ayu Suci Astiti, M,Kes,diamlapura Selasa(8/1)

“Kendati di Karangasem masalah HIV-AIDS belum merisaukan, namun untuk melakukan antisipasi penanganan masalah tersebut payung Perda dibutuhkan sebagai dasar hukum jika timbul kasus.” Ujar Astiti. Namun demikian lanjutnya, langkah pencegahan melalui sosialisasi akan tetap dijadikan prioritas dibandingkan memerangi secara kuratif.

Lebih lanjut diuraikan, menyangkut masalah HIV-AIDS yang muncul ditangani pada atahun 2006 di Karangasem mengalami peningkatan dan pada Tahun 2007 ditemui 14 kasus . Kasus HIV – AIDS dikemukakan Astiti bagaikan gunung es, yang terpendam secara laten dibawah permukaan. Kemungkinannya berkembangnya sangat besar. Salah satu Faktor penyebabnya karena penyandang / pelaku tidak mungkin atau takut melaporkan kasus yang dialami atau mereka tidak tahu kalau yang bersangkutan memang positif mengidap.

Kasus HIV-AIDS menurutnya sejauh ini sulit dideteksi tetapi risiko ancamannya sangat menakutkan bagi kehidupan masyarakat.

Perda Penanggulangan HIP – AIDS yang kini dibahas DPRD mengatur masalah HIV-Aid meliputi 8 substansi permasalahan terdiri 10 Bab meliputi: Penanggulangan, Penanganan, Dukungan dan peran serta masyarakat, Pembiayaan, Koordinasi pengawasan, Sangsi, Penyidikan dan Ancaman Pidana. Untuk ancaman disebutkan Suci Astiti bagi pelaku dikenai sangsi denda 50 juta rupiah jika terbukti melakukan tindak pidana dan pelanggaran.

Senada dengan dr Suci Astiti, M.Kes, Direktur RSUD dr I Gusti Made Tirtayana juga mengakui, persoalan menangani kasus HIV –AIDS sangat sensitif sehingga menyulitkan menanganinya baik dalam pemeriksaan maupun mendeteksi di kalangan masyarakat.

“Dari pengalamam kasus ayang ada biasanya penyebab dari jarum suntik lebih banyak menimbulkan akibat fatal, selain akibat sex bebas. Untuk mencegah masalah tersebut penting dilakukan promosi besar-besaran terhadap upaya penanggulangan seperti lebih aktif melaksanakan kegiatan, romosi, Pencegahan Konseling dan Tes Sukarela, Pengobatan, Perawatan.” Terangnya.

Ia meminta hal ini mendapat dukungan masyarakat yakni melalui prilaku sehat, ketahanan keluarga, tidak mendiskrimanasi ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS), menciptakan iklim kondusif perlakukan terhadap ODHA, terlibat kegiatan promo, pencegahan dan tes keluarga, pengobatan, perawatan dan dukungan.(Karta W)

Satu Dari Tiga Pendaki Yang Hilang Di Gunung Agung Ditemukan

Diduga M.Iqbal Sementara Dua Rekannya Yang lain Masih Misterius

RENDANG-Setelah 8 hari terhitung sejak diumumkannya 3 Mahasiswa STIE Bandung yang hilang saat melakukan pendakian ke Gunung Agung. Tim SAR Gabungan dibantu sejumlah relawan baru berhasil menemukan salah seorang dari 3 Pendaki Gunung tersebut pada Senin sore .

Sesosok jasad yang ditemukan dilereng tebing Gunung tertinggi di Bali itu, diduga kuat salah seorang dari 3 pendaki yakni M.Iqbal ,Seorang sumber dari Tim SAR menyebutkan ,Kendati Tim belum mengumumkan siapa identitas korban yang telah menjadi mayat tersebut namun dari jenis kelamin laki laki dan terlihat menggunakan slayer ,serta tanda-tanda lainnya besar kemungkinan yang bersangkutan adalah M.Iqbal

Diinformasikan ,Korban pertama kali ditemukan olah tiga orang relawan dari Pemandu Wisata Besakih yakni Ketut Karsi ,Nyoman Sudarsana dan Komang Serineh.Ketiga orang pemandu wisata local tersebut mencari jejak korban dengan dibantu 2 ekor anjing yang biasa diajak untuk berburu. Diduga Penciuman dari anjingnya inilah yang banyak membantu mengendus posisi korban

Ketua Peramuwisata Besakih, Nyoman Adi Sudarmaya dihubungi kemarin membenarkan informasi ditemukannya salah seorang pendaki yang hilang oleh salah seorang Peramuwisata local itu ,disebutkannya ketiga rekanya tersebut naik lewat jalur Temukus jalur selatan, Besakih.

“Mereka naik bersama-sama dengan Resqiu XIX sejak pagi kemarin sekitar pukul 06,00 wita melalui jalur Temukus selatan besakih mereka mengawali penyisiran itu dari bawah jurang ,karena jika dipantau dari atas tidak akan mungkin kelihatan“ Terangnya. Sebagai pendaki local nampaknya mereka jauh lebih memahami medan guna mempermudah mereka melakukan penyisiran dari arah yang berbeda itu mereka menelusuri posisi rawan diantara tanjakan dan jurang terjal dibalik gunung.

Korban saat pertamakali ditemukan dalam posisi seperti tertidur,namun tubuhnya sudah dalam kondisi melengkung yang diduga dipicu oleh hawa dingin .Ciri-ciri lain korban menggunakan celaka Coklat dan jaket warna hitam , menggunakan jam tangan dan tanpa sepatu ,sedang dikepalanya mengenakan Seleyer warna kuning

Dari tanda Slayer yang dikenakan itu juga diduga kuat Ia adalah M iqbal, sebagaimana diinformasikan rekan rekan korban kalau Slayer tersebut memilki arti kwalifikasi pemanjat senior dari Mapala Widya Darma.Sayangnya tidak diketemukan Identitas yang memperjelas siapa sebenarnya korban pertama yang diketemukan itu tak lain lantaran rata-rata barang bawaan ketiga korban sebelumnya rata-rata ditaruh didalam tas yang telah lebih dulu ditemukan.

Pada tubuh fisik korban secara umum diinformasikan masih dalam keadaan baik ,termasuk belum terlalu berbau atau hancur .Dengan temuan dilereng Selatan itu berkembang prediksi bahwa korban kemungkinan sempat tersesat lalu terpeleset kejurang karena pengaruh cuaca atau akibat lain yang masih terus dicari perkembangannya

Proses evakuasi terhadap jasad Korban terbilang pelik dan memakan waktu cukup lama karena factor kesulitan Medan selain juga harus mencari jalan keluar untuk menghindari membawa Jasad itu melalui jalur Suci menuju Pura Besakuh

Keadaan demikian membuat sebelum dilakukan evakuasi dilakukan rembug antara SMC Bambang Subagio, Kapolsektif Rendang AKP Wayan Widarma, bendesa Adat Besakih Wayan Gunadra perwakilan Pecalang, Hansip dan Pemangku (Jero Mangku Mara) .

Hasil koordinasi itu memutuskan jenasah korban akan dibawa melalui Desa Temukus tepatnya Banjar Junggul.

“Dari lokasi itu akan dilakukan penjembutan oleh Ambulance .Ini satu-satunya jalur yang dipandang sangat memungkinkan,selain juga alternative tercepat menuju Posko “ Terang Kapolsektif Rendang AKP I Wayan Widarma

Proses evakuasi juga mengalami kendala lantara pengaruh cuaca Mendug dan hujan gerimis yang tiada henti mengguyur kawasan itu

Dengan ditemukannya seorang korban itu ,diduga dua orang rekannya yang lain juga kemungkinan berada dilokasi tidak jauh dari lokasi temuan tersebut. Namun sampai berita ini diturunkan kendati Tim SAR bersama sejumlah relawan tetap mengubek-ubek sekitar lokasi itu masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan 2 rekannya yang hingga kini masih misterius .(Karta W)

Jagung Merah Jadi Tanaman Alternatif Petani Kubu

KUBU-Ternyata dibalik kesulitan mendapat bibit kacang tanah yang banyak dikembangkan Petani Kubu,khususnya dilingkungan Batu Dawe, Kubu di musim tanam tahun ini,sejumlah petani mulai melirik alternative lain salah satunya dikembangkannya jagung varietas unggulan yang akrab dikenal warga setempat dengan sebutan jagung merah. Menariknya jenis tanaman pertanian yang dikenalkan investor asal Bandung itu diakui petani memiliki keunggulan mampu bertahan hidup dalam keadaan minim air dan malah buah yang dihasilkannya jauh lebih besar dari jenis jagung local sebelumnya

Salah seorang petani asal banjar Batu Dawa, I Wayan Suta mengatakan investor sistim penanaman Jagung dilahannya menggunakan sistim kontrak kepada Investor dengan sistim bagi hasil. “Kita menyiapkan lahan berikut penanaman dan pihak investor memberi bibit termasuk membantu memberikan petunjuk penanaman hingga perawatan “ Beber Suta. “Sekali panen dihargai Rp 500.000 belum termasuk biaya penanaman dan perawatan. Setelah panen jagung akan diambil investor disana petani akan menerima pembagian hasil yang sudah diuangkan “ Imbuhnya.

Untungnya selain petani menerima pembagian hasil berupa uang Tak juga kebagian batang dan bonggol yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada awal-awal penanaman varites Jagung yang terbilang baru bagi sebagaian besar petani ini sempat juga mengalami kendala lantaran kurang memahami penerapan pola tanam yang sesuai standar .”Pada awal-awalnya sempat terjadi kesalahan dalam cara penanaman , terutama masalah jarak tanam ,malahan akibat kesalahan itu terpaksa harus dilakukan penanaman ulang.” Terang Suta .

Mengingat jenis jagung ini berbeda dari jagung biasanya ,disampaikan Suta sesuai arahan pihak Investor jarak tanam harus lebih lebar karena pertumbuhan jagungnya lebih tinggi dengan daun yang lebih lebar pula berbeda dengan cara tanam jagung local pada umumnya.

Intinya Suta dan juga petani lain di Kawasan Batu Dawe itu lebih merasakan manfaatnya dengan dibawanya jenis Jagung merah oleh Investor ke wilayahnya .Terlebih jagung jenis khusus yang belum banyak dikembangkan itu memang sangat cocok untuk dikembangkan ditanah berpasir seperti Lahan kebanyakan dikawasan Kubu (Karta W)

Menderita Kanker Darah Ari Alami Gangguan Pertumbuhan

BEBANDEM-Malang nasib yang dialami Ni Ketut Ari Karmawati gadis yang telah berumur 18 tahun asal Banjar Tiingan Kaja , Bebandem itu diinformasikan sejak 10 tahun telah menderita penyakit kanker darah putih. Akibat penyakit yang dialami itu membuat Ari tidak bisa tumbuh normal layaknya remaja seusianya .Malah dalam pantauan media ini ,Diusianya saat ini ,Ari tak bedanya terlihat masih seperti balita umur 4 Tahunan ,dengan kondisi fisik yang cukup memprihatinkan yakni dengan perut yang nampak membuncit

Pihak keluarga mengaku hanya bisa pasrah terkait penyakit yang dihidap Ari,tak lain karena alasan keterbatasan ekonomi membuat pihak keluarga ini tidak bisa berbuat banyak .Kondisi demikian membuat putri bungsu empat bersaudara , pasangan I Nengah Suastika (54) dan Ni Nengah Puspa ini dalam kesehariannya hanya bisa tergolek lemas di tempat tidur .

Kakak Ari, I Komang Geria menuturkan gejala sakit yang diderita adiknya sejak berumur 8 tahun ditandai dengan badan panas dan sering muntah darah .Pihak Rumah sakit ditempat Ia mendapatkan perawatan sebelumnhya sempat menyarankan untuk merujuk ke RSUP Sanglah, namun karena terbelit ekonomi saran itu tidak bisa diikuti oleh pihak keluarga

Saat ini pihak keluarga dituturkan Geria sangat berharap adanya uluran tangan para dermawan atau pihak-pihak yang peduli untuk memberikan bantuan biaya pengobatan guna memperingan beban yang dialami Arid an keluarganya itu. (Karta)

Ngamuk Di Bungalow Gara-Gara Berebut Anak

MANGGIS- Nyoman Sugiarta 36. Pria asal Dusun Kauhan, Desa Pesedahan, Manggis ini berang dan tega mengania sang istri gara gara rebutan buah hatinya. Malah pelaku sempat kalap mengancam akan membunuh orang yang pernah di cintainya Ni Nyoman Puspa 35.

Perisitwa ini terjani Sabtu malam lalu. Sialnya lagi Sugiarta melampiaskan emosinya di Bunalow tempat mantan istrinya tersebut bekerja.

Dituturkan Puspa peristiwa tersebut terjadi di Ary Home Stay candidasa. Peristiwa penganiayaan tidak hanya dilakukan mantan suaminya tetapi juga istri baru Sugiarta yakni NI Putu Wati 28.

Menurut Puspa saat itu sekitar pukul 20.00 wita seperti biasa Puspa melakukan kegiatan di Bungalow tersebut. Tiba tiba di kegetkan oleh kedatangan Sugiarta dan Wati. Mereka diantar olah salah satu pengawai Bungalow tersebut Made Karang. Tanpa sebab yang jelas keduanya lalu marah marah tidak karuan.

Sugiarta langsung menuduh mantan istrinya tersebut telah menembunyikan anak hasil perkawinanya. Sugiarta sempat mengeluarkan ancaman akan melaporkan ke Polisi jika sang anak tidak di kembalikan. Mendapat serangan demikian Puspa tidak kalah sengit. Dia pun menghadapi kedua orang tamu tak diundang tersebut. Petrengkaran mulut sangat hebat terjadi. Namun tiba tiba saat Puspa lengah, Sugiarta langsung memeggang kedua tanganya. Saat bersamaan Wati langsung mendaratkan tamparan keras dan mendarat dengan mulus di pipi kiri korban. Perisitwa ini langsung membuat geger bungalow setempat. Made Karang dan karyawan lainya yang mendengar ada ribut ribut langsung dating untuk melerai. Kadatangan rekan rekan korban akhirnya bias meredakan korban dari pengroyokan.

Tidak puas dengan ulahnya Sugiarta di depan beberapa karyawan langsung beteriak bahwa dia akan membunuh korban jika tidak mengembalikan anaknya.

Sementara saat bersamaan Wati kembali mengamuk dengan melempar Puspa dengan batu.

Tidak terima dengan pengroyokan yang dilakukan mantan suaminya dengan istri barunya tersebut Psupa langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Manggis. Puspa juga membantah kalau dia tidak ada menyembunyikan anak mereka. "Saya tidak terima dengan perlakuan mereka…saya tidak ada menyembunyikan anak kok," ujarnya.

Polisi langsung bertindak cepat. Mereka langsung memamggil beberapa saksi atas khaus penganiayaan. (Karta W)

Kesulitan Minyak Tanah, Warga Pilih Kayu Bakar

KARANGASEM

Tingginya harga minyak tanah di tingkat pengecer di pedalaman, memaksa masyarakat yang tinggal di daerah terisolir memanfaatkan kayu bakar untuk memasak. Energi alternatife itu dirasakan cukup membantu.

Disejumlah tempat terutama di daerah pegunungan dan pinggiran hutan yang menyediakan ranting dan dahan pohon, kayu bakar masih menjadi andalan.”Harga minyak tanah di pedalaman harganya bisa tiga kali lipat dari harga di kota,”ungkap I Made Sirta. Warga asal Dusun Munti, Abang

ini menuturkan keberadaan minyak tanah di daerahnya cukup sulit didapat mengingat pasokan dari agen terbatas.

Kondisi serupa juga dialami sebagian warga di pinggiran seperi Pedahan, Perasan dan daerah pedalaman Kubu. Harga minyak tanah rata-rata Rp 3.500- Rp 4.000 jauh diatas harga eceran terendah (HET) yang ditetapkan pemerintah. Bukan hanya di daerah pedalaman, warga di daerah perkotaan pun kerap memanfaatkan kayu bakar untuk keperluan sehari-hari mengingat harganya cukup terjangkau.

Untuk satu meter kubik kayu bakar harganya berkisar antara Rp15.000-Rp 20.000. Mereka yang kebetulan memiliki tungku di dapur memanfaatkannya untuk mengurangi pengeluaran.

Kondisi demikian diakui Kadis Perindag Karangasem I Gede Cakra. Menurutnya harga di tingkat pengecer dipengaruhi jarak tempuh dan kondisi geografis wilayah masing-masing.

”Medan yang sulit dijangkau tentu harganya lebih mahal mengingat harus ditambah dengan biaya transportasi untuk sampai ke tempat itu,”ujarnya. Meski demikian pihaknya mengaku rutin menggelar operasi pasar untuk menekan lonjakan harga di tingkat agen dan pengecer. (Karta.W)

Polres Gelar Penghijauan

SERAYA-Memasuki musim penghujan tahun ini / Polres Karangasem menggelar aksi penghijauan berupa penanaman 2000 pohon di Dusun Kalanganyar, Seraya Barat

Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Kapolres Istiyono beserta 200 orang aparat dari kepolisian bayangkari . kodim, dinas kehutanan dan ratusan warga dan kelompok tani itu dimaksudkan sebagai salah satu upaya pemanfaatan lahan keritis lebih produktif .

Pohon yang ditanam diantaranya 1.500 jenis gamalina dan 500 pohon lainya dari jenis jati mas . Kapolres menghimbau agar pohon yang ditanam di lahan seluas10 hektare itu dijaga dan dirawat oleh masyarakat agar bermanfaat untuk warga sekitar .Kapolres sendiri berjanji akan melakukan peninjauan rutin sekaligus menjadikan daerah tersebut sebagai Desa binaan

Menyinggung soal aksi pencurian kayu dan perusakan hutan , pihaknya mengupayakan untuk meningkatkan pengawasan dan penyuluhan serta patroli bersama dinas kehutanan .(Karta W)

Pencuri Gasak Puluhan Ayam Dan Merpati Di Rendang

RENDANG-Memasuki awal Tahun Baru ini ternyata menjadi berita kurang menyenangkan bagi ,dua warga ,I Komang Eka Dana(61) dan I Made Sudana (50) yang tinggal di Banjar Tegenan, Desa Menanga Rendang, pasalnya puluhan ayam dan burung merpati milik kedua peternak itu kemarin diketahui raib,diduga dilakukan oleh pencuri yang sengaja menyatroni kandang miliknya yang tidak dijagai itu.

Informasi yang dihimpun media ini, pencurian itu baru diketahui pada Kamis(3/1) Pagi sekitar pukul 05.00 Wita ,Korban Eka Dana yang juga pensiunan PNS itu hendak berangkat kekebun miliknya ,setibanya di kebun ditempat kandangnya berada, korban kaget mendapati pintu pondok menuju kandangnya menganga dan nampak dibuka paksa

.Dengan perasaan was-was korban bergegas memeriksa kandang yang menampung puluhan ayam itu ,dan alangkah kagetnya korban karena ternyata 18 ekor ayam dan 21 ekor burung merpati yang berada dalam satu kandang itu telah raib .

Yang lebih mengebohkan selain Eka Dana yang jadi korban pencurian ternyata dipondok yang sekaligus difungsikan sebagai kandang milik I Made Sudana yang berlokasi tidak jauh dari kandang Eka Dana mengalami nasib serupa ,malahan dikandang milik Sudana 42 ekor ayam miliknya telah hilang. Atas kejadian itu, kedua korban lanjut melaporkannya ke Mapolsek Rendang .Akibat kejadian itu kedua korban diperkirakan menderita kerugian mencapai Rp.1,6 Juta

Pahumas Polres Karangasem, Kompol I Wayan Soerdjana saat dikonfirmasi seijin Kapolres Karangasem, Kemarin membenarkan adanya laporan dari dua orang korban pencurian di wilayah hukum Rendang tersebut.

Hasil olah TKP disebutkan Pahumas aksi pencurian itu berjalan mulus disebabkan selain jarak kandang korban dengan tempat tinggalnya cukup jauh juga dikandang mereka tidak dijagai atau dikunci secara paten .”Saat ini petugas masih melakukan lidik atas kasus itu “ Ujar Pahumas ,pihaknya juga mengingatkan kepada warga agar tetap meningkatkan kewaspadaan terutama dalam musim hujan yang kadang juga dimanfaatkan oleh orang-orang yang bermaksud berbuat tidak baik (Karta W)

Diseruduk Motor,Pengayuh sepeda dan pengendara motor masuk RS

MANGGIS-Naas nasib yang dialami I Ketut Kuta pengayuh sepeda gayung yang melenggang menelusuri jalan dilintasan Nyuhtebel, Manggis Karangasem ,Rabu(2/1). Lelaki berusia 50 Tahun asal Dusun Nyuhtebel itu saat sedang asyik menggayung sepeda menerobos cuaca mendung tiba-tiba diseruduk oleh pengendara sepeda yang datang dari arah belakangnya .

Selain sepedanya terhempas Iapun terjungkal ,kejadian itu membuatnya harus menjalani perawatan di Puskesmas Manggis karena mengalami luka cukup parah terutama dibagian tulang kakinya .

Informasi yang dihimpun media ini , tabrakan itu terjadi sekitar pukul 07.00 Wita Pagi saat melaju dijalan umum jurusan Klungkung-Amlapura tepatnya diwilayah Nyuhtebel ,saat tidak diduga itu sepeda motor Yamaha Jupiter Z bernopol DK 4698 yang dikendarai I Gst Bagus Suartika Yasa (21) Asal Lingkungan Padang Kerta Kaler ,Amlapura membonceng Ni Kadek Sri Yudiari Utami(23) datang dari arah Klungkung,

Karena kurang berhati-hati tanpa disadari Ia menyeruduk korban .Saat bersamaan sepeda motor yang dikendarai Suartika Yasa berpapasan dengan mobil yang tidak diketahui identitasnya .

Pengendara motor Suartika sendiri juga mengalami luka cukup parah yang membuatnya harus mendapatkan perawatan di RSUD Karangasem, sedang yang diboncengnya, Yudiari Utami juga mengalami luka memar di pinggang, benjol dibagian kepala belakang yang membuatnya merasa pusing

Lakalantas dilintasan Nyuhtebel itu dibenarkan Pahumas Polres Karangasem, Kompol I Wayan Soerdjana seijin Kapolres saat dikonfirmasi, Kamis(3/1).menurutnya Kecelakaan itu terjadi lantaran kekurang hati-hatian pengendara motor melihat situasi lalulintas didepannya “Pengendara motor kurang berhati-hati dan kurang memberi kesempatan terhadap pengguna jalan yang ada didepannya “ Tandasnya. (Karta W)

Lintasan Sanghyang Ambu Rentan Longsor

KARANGASEM-Muism hujan ditambah angin kencang yang mengkoyak Karangasem memasuki awal tahun ini mulai menimbulkan persoalan terutama adanya ancaman longsor disejumlah kawasan .

Yang cukup menjolok terlihat dijalur rawan Sanghyang Ambu, Desa Bugbug, karangasem. Dalam pantauan media ini luberan tanah berbatu sejak hujan deras mengguyur kawasan ini pada akhir tahun masih terlihat mengganggu kelancaran lalulintas ,meski petugas dari DLKHP maupun PU nampak mulai membersihkan sisa-sisa gundukan tanah berbatu disejumlah ruas jalan itu namun kekhawatiran longsor susulan juga tetap menghantui bagi para pengguna jalan terutama disaat hujan deras kembali mengguyur .

Beberapa batu dan akar-akar pohon persis dipinggir jalan beberapa terlihat terbongkah dan terangkat .Wayan Badra salah seorang warga setempat menyayangkan kurang diantisifasinya ancaman jebol tebing-tebing dilintasan Sanghyang Ambu itu .”Dari tahun ketahun sepanjang musim hujan kawasan sanghyang ambu termasuk rawan longsor dan pohon tumbang ,semestinya Pemerintah antisifasi terutama sangat mendesak untuk dibuat senderan dan rutin melakukan penebangan ,pada tahun baru kemarin kondisi medan disini cukup parah, tanah dan bebatuan tumpah ruang kejalan belaum lagi sejumlah pohon tumbang “ Adunya.

Selain dilintasan Sanghyang Ambu ,senderan memasuki desa Bugbug juga terlihat jebol akibat tidak bisa menampung rembesan air sawah diatasnya, aliran air dari jebolan itu kini juga telah mengenangi ruas jalan yang baru beberapa bulan mendapat renovasi .(Karta W)

Warga Bengkel Rayakan Tahun Baru Dengan Sentuhan Ritual

MANGGIS-Berbagai cara dilakukan oleh warga dalam menyambut pergantuan Tahun Baru 2008, Di Karangasem sepertihalnya didaerah-daerah lain selain umumnya menggelar pesta yang tumpah ruah hingga kejalan-jalan .Ada pula sekelompok warga yang menyambut perayaan tahun baru ini dengan cara yang berbeda yakni menggelar ritual pecaruan yang bermakna sebagai upacara pembersihan diri,tempat maupun mental menyongsong pergantian tahun yang berlangsung pada Senin(31/12) Malam.

Uniknya Upacara Ritual itu disepakati lantaran diyakini oleh Kelompok warga setempat sebagai hari yang sacral dan rentan akan adanya gangguan dan godaan secara sekala maupun niskala pada setiap pergantian tahun layaknya pergantian musim .

Menurut mangku Simpen, Salah seorang Pengurus Kelompok tani setempat,ritual Pecaruan dan persembahyangan bersama dalam rangkaian menutup Tahun itu bermakna sebagai pembersihan dan memohon kekuatan serta Keselamatan dari Tuhan dalam menjalani pergantian Tahun.

“ Sebagai umat beragama ,kita percaya perubahan itu akan selalu ada dan semua itu adalah bagian dari rencana Tuhan ,melalui persembahan ritual dan doa yang kita panjatkan tak lain kita harapkan agar senantiasa diberikan berkah ,kekuatan serta petunjuk dalam menjalani hari-hari berikutnya “ Ujarnya.

Sementara itu pengurus lainnya, I Made Putra menjelaskan kegiatan mengisi pergantian Tahun yang digelar kelompok Tani Abdi Karya rutin berlangsung dari Tahun ketahun sejak kelompok Tani yang dulunya hanya sebatas kelompok Siskamling ini berdiri yakni sejak Tahun 1995 silam.

“Sebelum Upacara secara adat itu digelar anggota Kelompok Tani yang berjumlah sebanyak 23 KK itu terlebih dahulu diisi dengan mebat(Memotong babi/ayam),megibung ,dan secara bersama-sama pada malam harinya mengikuti jalannya ritual sekaligus melakukan persembahyangan bersama” Terangnya.

Setelah seluruh rangkaian Upacara digelar,lanjut Putra warga kelompok tani ini secara bersama-sama ngelungsur(Menikmati sesajen) dan dilanjutn Beramah tamah dengan kelompok warga pedalaman ini. (Karta W)

3 Pendaki Hilang Di Gunung Agung

Menginjak Hari Ke-3 Belum Ada Kabar Beritanya

RENDANG-3 Orang Pencinta alam yang melakukan pendakian ke Gunung Agung sejak 29 Desember  lalu resmi diumumkan hilang .Berbagai upaya pencarian oleh aparat,relawan berikut warga setempat Namun hingga memasuki hari ke-3 belum ditemukan tanda-tanda keberadaanya. 
ke-3 Orang yang berstatus sebagai mahasiswa STIE Bandung tersebut adalah, Eko Saputro Sudirman (20), Yunita Indah Savitri (20) dan Muhamad Iqbal (22). 
Atas Musibah yang belum diketahui sebab musababnya itu, Kapolda Bali Irjen Paulus Purwoko datang langsung mendekati TKP untuk memotivasi TIM SAR yang didatangkan dari Bromobda Bali untuk melakukan pencarian secara optimal , disambut Kapolres Karangasem, AKBP Drs.Istiyono bersama beberapa Kasat dibeck up Dandim juga mendatangi TKP. 
 
Informasi yang dihimpun media ini Pencarian pada hari ketiga kemarin tim Sar mengerahkan hampir seluruh kekuatanya. Dibantu oleh Relawan dari Mapala Unud, anggota Wanadri dari Bandung, Himpunan Malapa Bandung, Sispala Denpasar, Cakra Buana dan rekan rekan korban dari Mapala Bramatawa Utama, Bandung. Selain itu tim juga diperkuat oleh relawan dari Pemandu dari warga Banjar Batu Madeg, Besakih. Selain itu bantuan dengan sistim ship juga diberlakukan dan Tim  dari Brimob Polda Bali, Polres Karangasem, Polsektif Rendang serta  Koramil Rendang. 
 
Sedikitnya diterjunkan 36 orang gabungan dari tim Sar dan Relawan Menyisir sekitar kawasan Gunung Agung untuk mencari jejak korban. Bahkan beberapa kelompok Tim ini menginap sejak pencarian hari pertama.namun diinformasikan sejauh ini hasilnya masih nihil .
 
Sejumlah Prediksi atas hilangnya 3 Pendaki itu memasuki hari ke-3 mulai bermunculan ,pada awal-awal pencarian keriga diprediksi terpeleset kejurang tidak jauh dari tempat peristirahatannya setelah kurang lebih 4 Jam melakukan pendakian, dugaan itu berkembang lantaran ditemukan sejumlah barang-barang bawaan korban diantaranya berupa tas,HP dan juga sejumlah uang .oleh pemadu Lokal . 
 
Salah seorang pemandu, Jro Mangku Badra menduga kalau korban juga sempat naik ke puncak ketiga dekat Kepundam. diperkirakan saat balik tepatnya di sebuah curuk yakni pertemuan dua buah Sungai yang menyempit dan menyerupai Gua. Ditempat tersebut dikatakan Badra sangat berbahaya karena umumnya  angin kencang tiba-tiba berhembus terkadang sangat keras. Picunya angin yang berhembus dari dua Sungai tersebut seakan bertabrakan. 
 
Dugaan lain ,kedua korban nyasar menuju Kori Agung yang juga dikenal dengan nama istilah Base Champ bagi Pecinta Alam Dari arah ini banyak kemungkinan mereka bisa tersesat ke arah Kubu sehingga tidak bisa balik ke tempat ditemukan tanda dan rangsel mereka.
 
Untuk diketahui kontak terakhir 3 pendaki yang masih dinyatakan hilang tersebut korban sempat melakukan kontak dengan Pemandi Lokal, Putu pada tanggal 26 Desember sekitar jam 19.00 wita.Saat itu korban menayakan jalur. Kemudian 27 Desember sekitar pukul 09.00 pagi. Mereka mengabarkan saat itu  tengah istirahat dan sarapan di tengah hutan.
 
Setelah kabar itu tidak sampat lagi ada kontak dengan siapapun, dan itu adalah komunikasi terakhir mereka dengan pihak luar sebelum dinyatakan hilang pada 29 Desember lalu.
Kendati sejumlah barang korban ditemukan namun diinformasikan masih ada beberapa barang korban yang tidak diketahui rimbanya yakni tas kecil milik korban, sebuah kamera, HP milik Iqbal dan sebuah Handcam
 
Kapolda Bali ,Paulus Puerwoko didampingi Kabid Humas Polda Bali, oleh Kombes Pol AS Reniban dan Dan SatBrimobda Bali.seusai mendengarkan laporan langsung dari Kepala Badan Sar Bali, Ketut Parwa.Kemarin menyampaikan Faktor alam masih menjadi hambatan pencarian terutama kabut ,angin dan hujan yang tiada henti mengguyur ,kendati demikian pihaknya berjanji untuk melakukan upaya optimal guna mencari tahu keberadaan ketiga pendaki yang kini telah didatangi oleh keluarganya dari Jawa 
(Karta W)
 
 
 

Berita selengkapnya klik disini..