21 March 2009

TEKNOLOGI SPRINGKEL OPTIMALKAN PRODUKSI KACANG TANAH

KUBU- Tehnologi Springkel yang diterapkan dalam budidaya kacang tanah jenis lokal Culik mampu meningkatkan hasil produksi hingga 1 ton/Ha, dibanding budidaya biasa untuk wilayah Kubu. Saat melakukan pengukuran hasil panen ubinan komoditi Kacang Tanah di lokasi Demplot pada lahan kering Dusun Muntigunung Kubu (18-3-09), dicapai hasil perhitungan per Ha mencapai 2,56ton .

Hal tersebut dijelaskan,Kepala UPT Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Kubu I Putu Subawa, SP, MMA mengatakan, uji coba demplot kacang tanah dengan tehnologi pengairan springkel di Dusun Muntigunung dimaksudkan, selain memanfaatkan lahan kering juga diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga, untuk memotivasi agar mereka tidak menggepeng. Jika pola aplikasi tehnologi springkel dapat dikembangkan lebih luas, kedepan wilayah Kubu bisa menjadi sentra pengembangan komoditi kacang tanah.

“Hasil Ubinan seluas 2,5 X 2,5 meter pada lahan demplot 6 are menghasilkan rumpun sejumlah 104 sampai 125, lebih tinggi dari rata-rata rumpun pada budidaya biasa untuk Kecamatan Kubu sejumlah 80 rumpun. Sementara jumlah polong per rumpun mencapai 9 sampai 15 polong masih setara dengan budidaya biasa yang mencapai 15 polong per rumpun. Berat seluruh hasil ubinan kacang basah sejumlah 1,6 kg sehingga dalam perhitungan 1hektar diperoleh hasil sejumlah 2,56 ton / Ha sementara tanpa tehnologi springkel rata-rata mencapai 1,57 ton/Ha. Dengan fakta hasil seperti itu maka dapat disimpulkan hasil dengan tehnologi springkel mampu meningkatkan hasil produksi kacang tanah jenis lokal Culik hingga 1 ton/Ha. “ Paparnya

Mengenai pemasaran produk kacang tanah khas Karangasem dijelaskan Kabid. Sarana Prasarana Tehnologi dan Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Karangasem I Nengah Sudana, SP, dengan harga di tangan pembeli dari PT Kacang Garuda sejumlah Rp.4000 / Kg maka dalam 1 Ha diperoleh hasil penjualan sejimlah Rp.10.240.000, sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan petani seperti bibit, tenaga kerja, pemupukan dsb mencapai Rp. 3.200.000, sehingga total dalam waktu 3 bulan panen petani memperoleh hasil riil Rp. 7.040.000.

Sebagai komoditi unggulan kacang tanah jenis lokal yang dihasilkan Karangasem khususnya Kubu dan Abang menjadi incaran perusahaan besar Kacang Garuda untuk dipasok sebagai bahan kacang olahan siap konsumsi. Fator rasa kacang tanah khas Culik tidak ada duanya sehingga, kendati saingan kacang lain lebih besar dan murah perusahaan tetap mengambil kacang jenis Culik kendati harganya lebih mahal.

Lanjut Sudana, dengan tehnologi springkel disamping memanfaatkan curah hujan dalam satu tahun musim, setelah hujan berhenti maka budidaya kacang tanah dapat dilanjutkan dengan tehnologi tersebut guna meningkatkan hasil produksi secara kontinyu dalam 1 tahun. JIka pada lahan di wilayah Kecamatan Abang – Kubu dan wilayah kering lain dapat dikembangkan metode tersebut maka peningkatan kesejahteraan petani dapat dicapai untuk mengatasi kondisi kemiskinan yang masih membelit Karangasem.

Lahan kering daerah Dusun Muntigunung Kubu kini memiliki Kelompok Tani sebanyak 12 kelompok tergabung dalam Gapoktan kini sedang intensif mengembangkan budidaya kacang tanah dengan tehnologi springkel. Pada 3 kelompoktani yakni Bais Enjung, Baru dan Tangkah Kresek memiliki luas areal 126 Ha. Selain mengembangkan kacang tanah, cabe, Mete dan kacang-kacangan lainnya, juga Hijauan Makanan ternak 9HMT) untuk kebutuhan pakan ternak sapi yang sebagian besar dikembangkan petani Muntigunung.(Krt)

1 comment:

Sedot WC Bandung said...

banyak sekali info yang sangat bagus
di blog agan , terimakasih