14 May 2008

KARANGASEM LIRIK BIBIT JAGUNG SUPER TUY

KARANGASEM(Media Karangasem)
Menyusul keberadaan jenis padi pada jalur Galur ( Masa Uji Coba) yakni jenis bibit padi super canggih bisa panen 3 kali, yang diberi nama Super Tuy, Karangasem melirik dan mempersiapkan demplot, guna meneliti kecocokan lahan dan iklim di daerah.

Sebagaimana disampaikan Bupati Geredeg, bibit padi Super Toy memiliki keunggulan bisa dipanen tiga kali, setiap kali panen hasil yang diperoleh makin meningkat dari sebelumnya. Dari 11 ton /Ha pada panen 3 bulan pertama meningkat menjadi 14ton/Ha pada panen 3 bulan kedua dan pada panen 3 bulan ketiga hasilnya setaraf hasil panen 3 bulan pertama...

Bupati Geredeg yang berkesempatan mendampingi Presiden SBY saat mengikuti Panen Perdana Super Tuy di Purworejo belum lama ini, mengaku kaget dan merasa bangga. Dalam pembicaraannya itu diinformasikan kemungkinan dapat mengembangkan bibit padi Super Toy di Kabupaten Karangasem.

“Untuk sementara, masih direncanakan lokasi demplot di sekitar Ujung mencapai 10 Ha lahan sawah, akan diawali dengan realisasi 1 Ha. Jika cocok, tidak menutup kemungkinan Karangasem bisa mengembangkannya secara massal. “Ujar Bupati dilansir Kabag Humas dan Protokol,Komang Agus Sukasena,Rabu(13/5)

Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Ir. I Wayan Subratayasa, saat dihubungi menyebutkan, jenis bibit padi super tuy merupakan jenis bibit padi baru yang ditemukan oleh seorang berpendidikan tehnik mesin Tuyung Supriady, hendak dikembangkan pemerintah yang kini sedang mamasuki tahap Galur (Uji Coba).
Hal ini menurut Subratayasa, berkaitan dengan upaya pemerintah mendongkrak Program Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional guna memenuhi konsumsi beras untuk 180kg/or/th bagi penduduk Indonesia.

“Keberadaan bibit super tuy berpeluang menjadi jenis bibit andalan untuk ditanam secara massal. Jenis padi yang belum dilepas ke pasaran ini, memiliki spesifikasi ditanam pada lahan sawah bersumber air tetap saban tahun.” Terangnya.

Sementara Karangasem disebutkannya memiliki beberapa Subak yang potensial seperti di sekitar Tirtagangga, Ujung dsb, dengan jarak tanam 30 X 30. Dengan hilangnya biaya olah tanah, Ia optimis jenis ini bisa berkembang baik di Karangasem, sekaligus bisa menjadi andalan dalam menopang produksi padi Karangasem. Untuk pelaksanaanya di lapangan sedang melalui proses pematangan untuk selanjutnya digulirkan ke Karangasem sekitar 10 Ha.(Karta W)

No comments: