10 December 2007

Berita 10/12/2007

Dampak Sosial Dan Kajian Teknis Galian C Di Beber Di Karangasem

AMLAPURA- Galian C yang merupakan salah satu aset primadona dimiliki Kabupaten Karangasem, belakangan tidak terlepas dari berbagai sorotan hingga tudingan miring lantaran diduga berpeluang merusak lingkungan. Terhadap berbagai fenomena itu Tim Teknis dari Fakultas jurusan Antropologi UNUD bekerjasama dengan Bappeda Pemkab Karangasem ,Senin(10/12) menyampaikan presentasinya dalam sebuah seminar “Executive Summary” bertemakan Dampak Sosial Dan Kajian Teknis Galian C Di Kabupaten Karangasem di Aula Kantor Inforkom Karangasem.

3 Tim pengkaji dari Akademisi yakni Dosen Antropolog, Drs. I Wayan Suena.MSi , Dosen Fakultas Pertanian UNUD, I Wayan Rusna.Ms dan Dosen Antropolog, Agung Anom hadir selaku nara sumber menyampaikan persoalan dari hasil penelitian mereka ditiga wilayah yang menjadi sentra penggalian pasir itu, diantaranya Desa Bhuana Giri, Bebandem, Desa Sebudi Kecamatan Selat dan Desa Tulamben Kecamatan Kubu.

Menurut Suena Kegiatan penambangan dikawasan yang dipakai sample tersebut telah dilaksanakan penggalian lebih dari 10 Tahun .Beberapa indikastor yang dipakai menjelaskan dampak dari adanya penggalian itu antara lain ,Aspek social,Aspek Ekonomi, dan aspek Kesehatan.

Dalam Summary’nya itu, disebutkan Aspek social dari adanya penggalian diantaranya menimbulkan Dampak Konflik dalam hal ini disebutkan penambangan terkadang menjadi dilematis yakni satu sisi masyarakat diuntungkan sementara disisi lain masyarakat juga kerap dirugikan

“Realitas demikian cenderung menimbulkan konflik dalam masyarakat ,konflik itu juga kuat dipengaruhi adanya praktek penambangan yang cenderung melanggar aturan semisal kedalaman lubang galian,tidak melaksanakan reklamasi,penggalian kurang memperhatikan lokasi Pura, pemukiman,Jalan dan atau fasilitas-fasilitas umum lainnya “ Ujar Suena.

Selain konflik nara sumber juga mengurai berpeluang menimbulkan keresahan Penduduk ,umumnya dirasakan oleh penduduk yang memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan Akibat aktifitas galian dan juga tingkat kebisingan ,dan polusi sebagai bagian dari aspek social .

Sementara dari Aspek Ekonomi, diakui kegiatan penambangan memiliki dampak positif yakni membuka kesempatan kerja, menyerap tenaga kerja local.

Namun demikian dari hasil penelitiannya ditemukan justru tidak sedikit pula tenaga kerja luar terutama bagian operator dan teknisi lapangan yang banyak diuntungkan, sementara tenaga kerja local kadang banyak pula yang hanya terserap sebagai tenaga lepas perusahaan .

Sisi positif lainnya lembaga-lembaga ditingkat Desa dan adat juga merasa mendapat kontribusi dari aktifitas penambangan itu .Beberapa contoh kasus secara detail juga diutarakan dalam Summary kajian itu .

Aspek yang tak kalah pentingnya yakni Aspek Kesehatan, Aktifitas galian C disebutkan juga berpeluang menimbulkan penyakit Infeksi saluran pernafasan atas(inspa) bagi penduduk yang tinggal dekat lokasi galian ,selain juga berdampak terhadap para pekerja dilokasi .

Lebih jauh dibeberkan akibat penggalian memicu hilangnya Flora yang sebelumnya telah beradaptasi dengan lingkungan setempat ,kondisi demikian dapat merubah kondisi mikro lokasi proyek,terutama suhu dan kelembaban.

Diluar lokasi penambangan, hasil penelitian UNUD juga mendapati dampak negative yang terjadi diantaranya kerusakan jalan .kemacetan lalulintas,kondisi demikian mengganggu jalur Pariwisata maupun pelaksanaan upacara adat di sejumlah kawasan di Bali.

Dampak social dan kajian Teknis Galian C ini disampaikan dihadapan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemkab Karangasem. Sementara pihak Bappeda yang diwakili Drs. Imade Sujana Erawan intinya menyampaikan Dampak sosial dan kajian teknis terhadap Galian C penting untuk diperhatikan sebagai acuan bersama dalam merumuskan kebijakan pembangunan yang berbasis pengendalian lingkungan. (Karta)

Jadwal Berubah, Anggota Dewan Baikot Sidang

AMLAPURA-Sidang Paripurna penyampaian meteri PPAS dan RAPBD Karangasem 2008.yang berlangsung di Gedung DPRD Karangasem Senin(10/12) diwarnai boikot oleh 5 Orang anggota Dewan, apa yang terjadi ? Menurut simber yang diterima Media ini, aksi boikot itu dipicu terjadinya perubahan mendadak jadwal sidang

Menariknya Mereka yang menolak menghadiri sidang paripurna tersebut berasal dari Fraksi PDIP ,mereka adalah, I Gde Dana Ketua Komisi II, Nyoman Oka Antara (Sekretaris Komisi II), Made Wirta (Komisi II), Wayan Samiantun (Komisi III) dan Wayan Kari Subali (Komisi I).

Sikap memboikot jalannya sidang itu disampaikan , Nyoman Oka Antara lantaran pihaknya mengaku kecewa dengan mepetnya pembahasan RAPBD 2008. selain itu Oka juga tidak teriman karena Pimpinan Dewan telah merubah jadwal pembahasan RAPBD yang sudah merupakan hasil keputusan Panmus. Menurutnya Perubahan itu justru dilakukan tanpa kordinasi dengan anggota Panmus.

Malahan Oka menuding Tindakan pinpinan Dewan tidak sah karena merubah begitu saja jadwal sidang tanpa sepengatahuan Panmus.Perubahan jadwal dadakan tersebut menurutnya berakibat pembahasan menjadi sangat mepet. Dikhawatirkan pembahasannya tidak akan akurat, terlebih menurutnya semua itu adalah menyangkut uang rakyat dengan nilai anggaran yang sangat besar yakni sekitar Rp 548 miliar.

Atas perubahan jadwal itu juga Oka menuding adanya konfirasi terleboh dengan perubahan itu dipastikan Dewan tidak bisa membahasnya secara detail “Hal ini mengesankan adanya konfirasi seakan sengaja dilakukan pihak eksekutif agar Dewan tidak bisa membahas RAPBD 2008 secara detail.” Ujar Oka kesal

Karena alasan itu lima anggota Dewan sepakat mengatakan baikot atas jalannya sidang Oka menambahkan pihanya bersama dengan Panmus sebelumnya telah menjadwalkan agar pembahasan RAPBD 2008 berlangsung sampai tanggal 28 Desember. Dengan rentang waktu yang cukup Panmus menilai DPRD akan punya waktu yang cukup untuk mengkritisinya. Namun disayangkan jadwal pembahasan mendadak berubah yakni hanya sampai tanggal 17 Desember ini. "Ya kita lebih baik tidak ikut pembahasan ketimbang semuanya dilakukan secara tergesa-gesa “ Lontar Oka.

Sementara itu Ketua DPRD I Wayan Sukadana S.Sos menyikapi memanasnya suhu politik di lembaga yang dipimpinnya itu dengan tenang menyampaikan bahwa langkah yang diambilnya itu bukan atas keinginan pribadi terlebih adanya konfirasi tertentu dengan pihak eksekutif .Politisi asal Nyuhtebel Manggis itu membeberkan perubahan Jadwal itu melalui sepengetahuan Panmus malahan kata Dia juga dilakukan dengan mempertimbangkan masukan anggota Dewan yang ada diluar Panmus

“Hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Artinya dengan mempercepat pembahasan kita ingin gaji Pegawai bisa terbayar tidak melar terlebih Januari nanti akan ada Hari Raya Galungan.” Ungkapnya .Namun Sukadana juga mengakui mepetnya waktu pembahasan akibat terlambatnya draf RAPBD yang diajukan pihak eksekutif (Karta)

Jatuh Dari Pohon Basul Tewas

TIANYAR-I Nyoman Basul ,Lelaki berusia 50 Tahun asal Dusun Kertabuana, Tianyar Barat Minggu(9/12) Petang tewas mengenaskan setelah terjatuh dari pohon dengan ketinggilan 15 meter lebih

Informasi yang dihimpun jatuhnya Basul ini bermula dari permintaan itri korban Ni Wayan Dasni (45) agar mencarikannya daun lontar. Basul yang saat itu baru saja pulang dari ladang sekitar pukul 15.30 Wita ,seusai memberikan makan ternaknya, Basul langsung menuju ladangnya menuju pohon Rontal yang banyak terdapat di Desa ini.

Menjelang petang , Dasni istri Basul Khawatir lantaran suaminya belum juga pulang dari ladang sejak pagi harinya ,Ia lantas menyusul suaminya ke ladang sekitar pukul 17.30 wita. Sesampainya di lading ,Dasni sempat binggung lantaran tak melihat sang suami.

Semakin khawatir ia meneruskan pencarian, Awalnya Dasni menemukan 4 buah pucuk lontar yang sudah di potong.Tanda itu membuatnya berhenti sampai akhirnya Ia terkejut nyaris tidak percaya karena tidak jauh dari potongan daun lontar itu , Ia melihat suaminya tergeletak. Saat dihampiri Suaminya yang terkapar dan tidak bergerak itu udah tidak bernyawa lagi ,Dasni yang sempat shock menyaksikan pemandangan itu bergegas mengabari sanak saudaranya .

Pahumas Polres Karangasem, Kompol I Wayan Soerdjana seijin Kapolres Karangasem saat dikonfirmasi, Senin(10/12) membenarkan kejadian itu menurutnya dilihat dari posisi jatuhnya diperkirakan dengan posisi kepala dibawah pun juga terlihat dari luka-luka yang dialaminya .Petugas disampaikan Pahumas memastikan korban murni terjatuh dari pohon dan tidak ditemui adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban (Karta)

TKPM Gelar Pelatihan Sertifikasi Tukang Batu

AMLAPURA-Bekerjasama dengan pihak PT Semen Gredik, Dinas Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat (TKPM) Kabupaten Karangasem melaksanakan pelatihan sertifikasi bagi para tukang pemasangan batu umum. Pelatihan yang dilaksanakan selama 3 hari langsung menggabungkan pengetahuan teori dan praktek sekaligus menyeleksi para tukang yang layak mendapatkan sertifikat setiap hari. Jika tidak lulus pada seleksi pertama peserta tidak diperkenankan mengikuti pelatihan berikutnya.

Menurut perwakilan Menejemen PT. Semen Gersik, Gatot Mardiana ,perkembangan industri dewasa ini tenaga kerja dituntut menampilkan kinerja professional dan berkualitas . Untuk itu diperlukan standart sertifikasi bagi pekerja tukang khususnya pemasang batu umum sehingga hasil pekerjaannya dapat diakui dan dipercaya.

Sebagai produsen perangkat industri, PT Semen Gersik Tbk bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Karangasem menyelenggarakan pelatikan sertifikasi untuk mendapat sertifikat dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN).

Pelatihan selama 3 hari dari tanggal 7 - 10 Desember 2007 melibatkan lembaga Diklat dari Pusat Penataran dan Pengembangan Guru Teknologi (PPPGT) / Vocational Education Development Centre (VEDC).

Selama pelatihan 43 orang peserta diberikan pengetahuan dan ketrampilan dibidang peralatan standart dan pendukung tukang batu, Pematokan sederhana, Pemasangan Pondasi, Pekerjaan beton bertulang, Bagesting, Penulangan, Pengecoran, Stel Kusen, Plesteraan, Pemasangan Keramik dan pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Kepala Dinas TKPM Karangasem Drs. I Gusti Ngurah Swetha, Msi saat membuka pelatihan mengatakan, model seleksi melalui sertifikasi pertukangan dibidang pekerjaan pasang batu umum, tidak saja menguntungkan bagi rukang batu itu sendiri, tetapi juga sudah merupakan tuntutan dalam meningkatkan mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan tujang batu umum. Mengingat kemampuan para tukang sebagian besar masih bersifat tradisional, maka dengan pelatihan ini dibekali dengan teori pengetahuan tehnik berdasarkan ilmu pengetahuan, sehingga hasil pekerjaan itu dapat dipertanggungjawabkan secara berkualitas. (Karta)

No comments: