22 March 2009

RIBUAN UMAT IRINGI MELASTI KE PANTAI KLOTOK



Sejumlah Atribut Parpol Yang Mengganggu Prosesi Melasti Dicabuti

Ribuan Pemedek dari seluruh penjuru Bali ngiring Upacara Melasti terkait Karya Panca Bali Krama dan Betara Turun Kabeh di Besakih (21-3-09). Upacara Melasti yang diawali persiapan menempatkan pelinggih Jempana berjejer di Pura Penataran Agung. Sekitar pukul 10.30 Wita iring-iringan pemargi pratima didalam pelinggih Jempana mulai bergerak, setelah Penyungsungan Catur Lawa lengkap tedun beriringan paling depan masing-masing Ida Ratu Pande, Ida Ratu Dukuh, Ida ratu Pasek dan Ida Ratu Penyarikan.

Menyusul dibelakangnya 2 pratima dari Kiduling Kreteg sebagai manifestasi Dewa Brahma mengawal pemargi Ida betara Lingsir Besakih yang diusung di tengah berikut 7 pretima lainnya seperti pratima da Betara Iswara, pratima Ida Betara Kiwa Tengan, pratima Ida betara Pengubengan, pratima Ida Betara Manik Mas Maketel dan Ratu Kubakal, pratima Ida Betara Sunaring Jagat dan pratima Ida Betara Sang Hyang Wisesa. Dibelakang iring-iringan pratima Betara di Penataran Agung, diikuti iring-iringan pratima dari panyungsungan parhyangan Catur dala, Catur Loka Pala serta paling belakang pratima dari semua Pedharman/Dadia yang ada di sekitar Pura Besakih.

Menurut Panitia Lokal I Wayan Gunatra pemargi Melelastian ditujukan untuk menyucikan pratima dalam rangkaian Karya Agung Pamca Bali Krama dan betara Turun Kabeh, sebagai simbolik anganyudin malaning bumi angamet tirta amertha. Disepanjang perjalanan yang meliwati 29 wilayah Desa Pakraman dengan 25 titik aturan Pemendak, diharapkan dapat memperlancar jalannya pemargi dimana iring-iringan tetap memargi namun pemendak berlangsung secara otomatis, sehingga tidak menyita waktu perjalanan yang duperkirakan sekitar 8 jam dalam jarak 30 Km.

Disepanjang route perjalanan aparat pengamanan prosesi terdiri aparat TNI, Kepolisian, dan Pecalang setiap Desa Adat yang dilewati, menertibkan dan mengalihkan jalur kendaraan agar tidak berpapasan dengan iring-iringan pemargi. Pada sejumlah titik rawan seperti sekitar Catus Pata Kota Semarapura, pemargi sempat tersendat karena masih ada gambar Baliho yang terpancang megah dipinggi jalan. Seketika itu pula gambar Baliho dicabut dan diamankan secara tertib, sehingga prosesi pemargi kembali normal melewati Catuspata Kota semarapura. Pengiring yang diperkirakan berjumlah ratusan ribu akibat lelah perjalanan panjang kerap kali menyerbu aturan bebanten umat disepanjang acara pemendak sehingga surudan aturan bebanten umat ludes dilungsur krama pengiring.

Sekitar pukul 16.30 iring-iringan tiba di Segara Klotok dilanjutkan upacara pemujaan oleh Sulinggih yang telah dijadwalkan antara lain Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Geria Aan Klungkung, Ida Pedanda Purwa Gotama dari Geria Wanasari Sidemen, Ida Rsi Angkling dari Geria Angkling Gianyar dan Ida Pedanda Gede Rai Pidada dari Geria Sengguan Klungkung. Upacara pelelastian menggunakan uperengga bebantenan dilengkapi Catur, Pecaruan Pancasanak banteng, sarad serta kelengkapan lain. Setelah prosesi pakelem upacara melasti dengan iring-iringan penyungsungan pratima menuju ke Pura Penataran Agung Klungkung untuk Meaklum.

Keesokan harinya (22-3-09) perjalanan dilanjutkan menuju Pura Puseh Tabola melalui jalur Pakse Bali menuju Sidemen untuk mekolem 1 hari lagi. Pada tanggal 23-3-09 perjalanan terakhir dilanjutkan dari Pura Puseh Tabola menuju Pura Besakih, untuk katurang pemendak Agung di Pura Pesimpangan sebelum lanjut berstana di Penataran Agung hingga upacara besar Panca Bali Krama 25 Maret 2009 digelar di Bencingah Agung Besakih. Setelah diselingi Hari Penyepian Sipeng tanggal 26 Maret 2009 upacara kembali berlanjut hingga Upacara betara Turun Kabeh tanggal 9 April 2009 di Penataran Agung Besakih.(Karta/Humas)

No comments: