05 May 2008

WARGA TANGKAS KORI AGUNG ANTIGA-GEGELANG DUKUNG CBS

MANGGIS(Media Karangasem)-Warga Dadia Prati sentana Sira Arya Kanuruhan,Tangkas Kori Agung Desa Antiga dan Gegelang ,kecamatan Manggis,Karangasem pada Minggu(4/4) menunjukkan gebrakan terkait dukungan terhadap Paket Cok Budi Suryawan-Suweta yang diusung partai Golkar bersama Koalisi Rakyat Bali(KRB).Kebulatan tekad dukungan terhadap tokoh Puri Ubud itu ditunjukkan dengan mengundang CBS hadir ketengah-tengah aktivitas warga yang sedang mempersiapkan Upacara Ngaben massal di Dusun Bengkel Desa Antiga,Manggis Karangasem ...

Yang cukup heboh hadir dalam acara Simakrama tersebut, Bupati Karangasem I Wayan Geredeg yang juga Penglingsir dadia Tangkas Kori Agung,Wakil Bupati Karangasem,Drs.I Gst Lanang Rai yang juga ketua Tim pemenangan Paket CBS Karangasem,Korwil Golkar Bali Timur ,Komang Budiartha,sejumlah anggota DPRD Karangasem yang tergabung dalam KRB,jajaran pengurus Golkar,sesepuh warga dan tokoh masyarakat

Ketua Panitia Upacara Ngaben kelompok warga Kori Agung Antiga-Gegelang, I Nyoman Sudiartha didamping Sekretaris, I Nyoman Wage,SPd menyampaikan paiketan(Kumpulan) Tangkas Kori Agung didesa Antiga-Gegelang terdiri dari 11 Dadia,diantaranya 3 Dadia di desa Gegelang dan 8 Dadia di Desa Antiga dengan total pengempon sebanyak 530 KK .Upacara ngaben massal tahun ini disebutkan untuk yang kedua kalinya setelah sukses mengelar upacara sejenis pada tahun 2000 lalu.Dalam kesempatan tersebut,sesepuh maupun tokoh warga disampaikan Sudiartha menyatakan dukungannya terhadap kandidat Gubernur ,Cok Budi Suryawan yang berpasangan dengan Suwetha pada pilgub mendatang.

Menariknya bukti dukungan terhadap ratusan warga Antiga-Gegelang ini juga ditunjukkan dengan pemasangan Baliho dan poster CBS-Suweta hingga kelokasi warung Ngaben termasuk juga terlihat dari sekehe Gong yang berkostum CBS-Suwetha

Ketua Paiketan warga Tangkas Kori Agung Bali, I Wayan Geredeg dalam Dharmawecananya menyampaikan rasa salutnya terhadap kekompakan warga dadia Kori Agung dikecamatan manggis.Geredeg juga memuji terselenggaranya upacara ngaben massal yang melibatkan dadia tersebut.Tentang kehadiran CBS ditengah-tengah warga disampaikannya hal itu terkait dengan hubungan historis yang telah terjalin lama antara Wrga Kori Agung dengan sejumlah tokoh Puri Ubud.Dalam kesempatan itu,mantan Kontraktor yang juga Bupati pilihan rakyat Karangasem itu meminta kepada warganya untuk mendukung paket CBS-Suweta pada pilgub mendatang.

Sementara itu ,Cok Budi Suryawan dalam Dharmasewakanya berjanji jika terpilih memimpin Bali kelak akan melanjutkan program-program warisan dari mantan Gubernur Prof.Ida Bagus Mantera,terutama dalam memperkuat basis-basis desa adat ,subak maupun ekonomi berbasis kerakyatan guna tercapainya ajeg Bali,selain juga menyodorkan ketrampilan kerja khususnya kepada generasi muda demi terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat kecil serta mengurangi tingkat pengangguran.

Ratusan warga yang memadati wantilan Banjar Bengkel ,Antiga kemarin berulang kali memberikan aplus dan dukungannya terhadap tokoh yang sudah terbukti 2 kali memimpin Gianyar itu.Dalam kesempatan tersebut selain sesepuh warga Kori Agung,I Wayan Geredeg memberikan sumbangan sebesar Rp.5 Juta, kandidat CBS juga memberikan sumbangan kepada paiketan warga kori Agung,Antiga-Gegelang yang sedang menggelar Ngaben massal sebesar Rp.10 Juta. (W.Karta W)

1 comment:

Anonymous said...

Dosa-dosa CBS


Saya pensiunan pegawai negeri di Gianyar. Saya ingin mengungkapkan beberapa hal mengenai kepemimpinan Cok Budi Suryawan (CBS) ketika masih menjabat Bupati Gianyar. Saya agak risi mendengar dan membaca janji-janjinya. Sebab apa yang dijanjikannya kini jauh dari fakta ketika CBS jadi bupati.

Beberapa hal yang bisa saya catat adalah sebagai berikut:
1. Janji perbaikan pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani sangat bertentangan dengan kerusakan subak dan tidak jelasnya ganti rugi tanah akibat kebijakannya LC waktu CBS jadi bupati. LC sepanjang jalan 20 km di Gianyar itu terdiri dari 4 wilayah, yakni:

a. LC Buruan, menghancurkan
- Subak Gunung Sari,
- Subak Getas,
- Subak Celuk Buruan,
- Subak Buruan
b. LC Pelengan, menghancurkan
- Subak Pelengan,
- Subak Sudimara,
- Subak Batu Buah,
- Subak Dukun,
- Subak Gianyar
c. LC Bang, menghancurkan
- Subak Buaja,
- Subak Gianyar,
d. LC Bukit Jati
Persoalan LC itu pun yang belum terselesaikan hingga kini, antara lain:
a. Ganti rugi / penukar tanah hak milik petani tidak jelas;
b. Hak milik petani jadi berkurang / hilang;
c. Letak/lokasi tanah pengganti hak milik petani tidak/kurang strategis (nilai ekonomis rendah);
d. Pemilik baru bermunculan pada lokasi strategis di depan jalan LC “20”. Pemilik semula (petani asal), pada dasarnya terlempar dari lokasi itu;
e. Pembeli tanah (pemilik) berserifikat (di atas kertas) sebetulnya membeli tanah tanpa objek (?, admin)
f. Muncul tanah “tanpa tuan”;
g. Petani (di hilir) mengalami kesulitan menggarap sawah-ladang karena sistem pengairan rusak;
h. Pura Ulun Siwi tidak lagi memiliki pengempon / krama. Ini juga berarti budaya warisan leluhur menjadi hancur karena penanganan LC semerawut; muncul permukiman di luar sistem; kamtibmas terganggu;
i. Rakyat menderita sebagai korban kebijakan.

2. Pada masa kepemimpinan CBS juga muncul proyek terminal Kota Gianyar yang mangkrak, sehingga investasi tidur bertahun-tahun. Padahal investasi itu menggunakan uang rakyat;

3. Stadion termegah di Indonesia (?) mangkrak. Jelas merugikan rakyat;

4. Pembangunan gedung DPRD yang terletak di jantung Kota Budaya Gianyar, terkesan dipaksakan tanpa mengindahkan nilai budaya, etika, tata ruang, dan ergonomi;

5. Pembangunan Balai Budaya yang tidak sesuai konsep budaya Bali;

6. Pembangunan pusat pertokoan berlantai 3 yang mematikan perekonomian rakyat dan merusak tatanan budaya dan etika;

7. Stage Sidan dibangun untuk menjadi sekadar “pemanis” terhadap kesenjangan Gianyar Timur dan Gianyar Barat (Ubud dan sekitarnya). Termasuk RPH mangkrak merupakan janji kosong bagi Gianyar Timur.

8. Satu-satunya yang bisa dinikmati oleh masyarakat Gianyar Timur hanyalah Tempat Pembuangan sampah Akhir (TPA) Temesi yang overload dan menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Jadi, selama kepemimpinan CBS, masyarakat Gianyar Timur hanya bisa “menikmati” sampah.

Demikianlah beberapa hal yang berhasil saya catat dari “prestasi” CBS selama berkuasa di Gianyar selama 10 tahun. Tentu terlalu banyak hal lain yang terlewatkan