16 April 2008

10 TKI ASAL KARANGASEM JADI KORBAN PENIPUAN

KARANGASEM(Media Karangasem)-Korban penipuan berkedok penyalur tenaga kerja Nampak tidak pernah berakhir motifnyapun kadang beragam.Kali ini 10 TKI asal Karangasem juga jadi korban penipuan,akibatnya belum genap sebulan tinggal dinegeri seberang,mereka mau tidak mau harus bertolak ketanah air dan pulang kembali kekampung halaman Karangasem tanpa bekal dan menjadi pengangguran baru yang diliputi pikiran stress.

Merasa dipermainkan,5 dari 10 Naker asal Karangasem ,Selasa(15/4) Mengadukan nasibnya ke DPRD Karangasem ,intinya mereka berharap setelah tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan yang dijanjikan agen perekrutnya,minimal bisa memperoleh kembali uang yang telah disetorkannya masing-masing berkisar Rp.10 Juta....

Kelima TKI yang rata-rata berasal dari kecamatan Karangasem yang datang ke gedung DPRD tersebut adalah,I Ketut Kompanye,I Ketut Laba,I Made Kariada,Ketut Sutasoma,dan I Made Dana Yasa ,sementara 5 rekan lainnya yang mengalami nasib serupa yang disebutkan juga berasal dari Karangasem adalah I Made Dana,Pande Dwi Antara,I Wayan Aprianta,I Nyoman Marta Dan I Wayan Subrata.

Kepada media ini, Ketut Kompanye salah seorang korban membeberkan,dirinya bersama teman-temannya yang lain awalnya ditawari kerja ke Taiwan oleh seorang warga asal Jasri, I Wayan Rinten yang mengaku sebagai perekrut TKI ke Taiwan dibawah agen Panatradamas.Rinten memberikan informasi bahwa posisi yang dibutuhkan yakni tenaga untuk dipekerjakan di Kapal penangkapan ikan di Negara Taiwan. Untuk lebih meyakinkan pihak agen juga memberikan list job description semacam surat kerja lengkap dengan nilai Gaji yang diterima yakni sekitar Rp.4,5 Juta perbulannya, dalam list tadi juga disebutkan bekerja selama 8 Jam setiap harinya selama 6 hari.dalam seminggu,selain itu segala sesuatunya juga diurus oleh pihak agen dengan catatan para calon Naker menyiapkan uang cash sebesar Rp.10 Juta.

Dengan berbagai bujukan yang menggiurkan itu mereka(para korban) akhirnya tertarik terlebih tidak ada persyaratan yang memberatkan untuk proses keberangkatannya. Setelah segala sesuatunya dilengkapi merekapun berangkat pada awal bualn Maret 2008 Lalu. Namun sebelum terbang ke Taiwan mereka juga sempat ditemukan dengan Agennya yang di Jakarta, pada saat itu mereka sempat kaget lantaran List job yang ditunjukkan tidak sesuai dengan yang mereka dapatkan di Bali lewat Rinten. Malah nilai gajinyapun sangat tidak masuk akal hanya sekitar Rp.500 Ribu per Bulannya, tapi lagi-lagi mereka terjebak bujuk rayu,Agen meyakinkan bahwa mereka bisa memperoleh bonus lebih besar dari gaji.

Karena merasa tanggung sudah kadung berangkat dan telah pula mengeluarkan uang akhirnya kendati dengan perasaan kecewa mereka tetap bertekad untuk berangkat.Sesampainya di Taiwan ,kekecewaan kembali mereka dapatkan lantaran jenis pekerjaan sebagaimana ditawarkan Agen sebelumnya tidak sesuai dan mereka hanya ditampung menjadi pekerja mencari karang laut, bukan bekerja di Kapal penangkapan ikan. Gilanya lagi selain gaji kecil waktu kerja mereka juga diharuskan 16 Jam perhari ,mulai dari pagi hingga larut malam.

Kondisi demikian jelas membuat mereka tak tahan dan beberapa diantara mereka jatuh sakit,sementara Agen setempat yang mengurusnya hingga ketempat tujuan tidak lagi bertanggung jawab. Akhirnya hanya sampai seminggu mereka tahan menghadapi siksaan, khawatir akan kondisi lebih buruk akan mereka alami, merekapun bersepakat untuk pergi dari tempatnya bekerja dan mengurus kepulangannya ketanah air,untungnya hal ini tidak menemui kesulitan namun mereka mengaku terpaksa banyak membuang waktu hingga harus mendatangi Kedubes dan hanya berbekalkan uang yang mereka bawa dari Kampung.

“Ibaratkan kami dipaksa untuk berpetualang di negeri seberang,kami heran kenapa Agen harus mencari penghasilan dengan cara menjebak seperti ini.kami benar-benar kecewa dan kami benar-benar ingin mendapatkan keadilan,mudah-mudahan wakil-wakil rakyat yang duduk didewan memikirkan nasib-nasib para pencari kerja terutama yang hendak jadi TKI ,apa yang telah dilakukan terhadap kami, mudah-mudahan ini untuk yang terakhir kalinya dan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua terutama para calon TKI “ Ujar Kompanye seraya menyebut dirinya bersama rekan-rekannya yang lain kini masih menunggu jawaban dari agen terkait pengembalian uang yang telah mereka setorkan mengingat tidak sesuai dengan perjanjian kontrak.

Ditanya tentang upaya Hukum pihaknya mengaku masih mencari celah untuk proses itu.”Kemungkinan kita akan tempuh jalur itu,yang pasti sementara ini kita mencoba mendiskusikannya” Imbuhnya.(Karta W)

1 comment:

Anonymous said...

Your blog keeps getting better and better! Your older articles are not as good as newer ones you have a lot more creativity and originality now keep it up!