02 December 2007

Berita 2/12/2007

Setelah Pelaku Pembuang Orok Di Bekuk Kini Terancam Di Keluarkan Dari Sekolah

BEBANDEM(Media Karangasem)
Kasus yang menggegerkan pada Kamis lalu yakni ditemukannya orok bayi terbungkus tas keresek dilemparkan oleh remaja berseragam sekolah , kurang dari 24 Jam petugas telah berhasil menguak siapa pelakunya dan benar saja Ia adalah pelajar SMUN Bebandem bernama Theresia Febriani(18).

Kabar ini begitu mencengangkan terutama dari pihak sekolah yang merasakan amat tertampar dengan kasus itu. Hal ini ternyata juga menyulut pergolakan teman-teman sekolahnya, puncaknya para siswa yang tergabung dalam OSIS menolak kehadiran Febriani kembali kesekolah, padahal Senin (Hari ini) sekolah setempat akan menggelar Ulangan Umum.

Yang cukup menarik organisasi siwa-siswi ini sepakat mengeluarkan pernyataan sikap guna menolak temannya yang kini statusnya telah ditetapkan Polisi sebagai tersangka pemilik dan pembuang orok disungai Pati, Abian Tihing Jungutan, Bebandem Kamis lalu .

Pernyataan sikap anak-anak SMU N 1 Bebendem tersebut dilakukan oleh Ketua OSIS SMU N 1 Bebendem, I Gde Jati Artha.saat bersamaan tengah berlangsung pertemuan antara Komite sekolah, Tokoh Masyarakat, Kadus se Desa Jungutan, Bendesa Adat Sibetan dan kalangan LSM serta dewan guru du ruang LAB SMU N 1 Bebendem kemarin.

Menurut sumber Siswa yang tergabung dalam Osis SMU 1 Bebandem , pernyataan sikap Itu dilakukan karena khawatir sekolah akan leteh (Kotor secara Niskala) Jika Ia kembali ke Sekolah , Siswa-siswa ini menyebutkan sekolah merupakan tempat yang disucikan. “Kalau hal ini sampai tidak ditegakan akan berimbas negative terhadap siswa yang lainya di kemudian hari.” Ujar Sumber Siswa yang namanya tidak mau diberitakan.

Siswa disebutkan sumber tadi juga mengancam akan melakukan aksi mogok saat Ulangan umum Senin ini jika Febri masih ke sekolah.”Kalau dipaksakan Ia boleh saja mengikuti ulangan umum tapi harus dilakukan diluar sekolah “ Imbuhnya tak terima

Pernyataan sikap para siswa tersebut mendapat dukungan dari Ketua Komite sekolah I Gede Mertha Artha, Prebekal Jungutan yang juga anggota komite sekolah IB Suteja, Bendesa Adat Sibetan I Wayan Subadra,Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Dewa Rai Sumerthayasa mewakili Dewan Guru Kelian Adat dan Dusun se Prebekel Jungutan dan beberapa tokoh masyarakat yang hadir.

Pertemuan yang juga diikuti kepala sekolah I Wayan Sugiana nampak memberi sinyal mengeluarkan Febri dari sekolah tersebut. Menurut kepala sekolah pelaku bukan dipecat melainkan hanya di keluarkan dari sekolah SMA 1 tapi tetap akan diberikan rekomendasi untuk bisa disekolah lain. “Menurut Tatib yang ada di sekolah tersebut Febri sudah kena sangsi pencemaran nama baik sekolah dengan poin 100 dan perbuatan asusila dengan poin 100. Untuk diketahui pelanggaran dengan poin 150 saja siswa sudah bisa dikeluarkan dari sekolah. sementara untuk Febri sudah mencapai 200 poin, jadi pihak sekolah memiliki dasar yang jelas untuk mengeluarkannya ‘Terang Sugiana..

Atas kebijakan pihak sekolah demikian ternyata tidak serta merta berjalan mulus ,malah suasana sempat tegang disaat LSM P2TP2 ,Nyoman Suparni dan rekan-rekanya ngotot agar pihak sekolah memperhatikan hak-hak siswa tersebut termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan. Namun akhirnya Suparmi bisa menerima keputusan sekolah untuk memberikan sangsi pengeluaran dari sekolah terhadap siswa tersebut.terutama setelah yang bersangkutan diberikan toleransi untuk bisa mengikuti ujian diluar sekolah

Sementara itu informasi dari kepolisian , Febri siswi yang tinggal di BTN Taman Asri Amlapura saat ini ditangguhkan penahananya lantaran kondisinya masih sakit .

Pria yang disangka mengamili siswa tersebut yakni Wayan Sumarta alias Lubak asal Dusun Bunga, Jungutan.sejak kemarin juga sudah ditahan. Penangkapan ini berdasar atas keterangan yang diberikan oleh Febri saat diperiksa petugas .

Dari hasil penyidikan petugas itupula terungkap bahwa Febri sebenanya sudah melahirkan orok tersebut sejak Selasa lalu di kamar mandi rumahnya. Saat itu bayi yang tidak berdosa disebutkannya sempat menangis dan dimandikan karena melihat ada lendir dan darah pada anak ,namun setelahnya anak itu tidak bisa bernapas lalu meninggal diduga karena kehabisan oksigan.

Setelah meninggal anak tadi dibungkus tas Kresek dan disembunyikan di meja belajar. Tiga hari setelahnya, Pada Kamis (29/11) siang karena mulai berbau ,dengan mengendarai sepeda motor anak itu dibuang di sungai Pati, Jungutan, Bebendem bersama temanya.

Meski Ia mengajak teman saat itu namun temannya tidak tahu kalau yang dibuang tersebut ternyata orok. Sampai akhirnya Orok yang mulai membusuk itu ditemukan oleh Ni Wayan Arini, buruh yang bekerja sebagai pengayak pasir disekitar sungai itu. Temuan orok bayi berjenis kelamin laki-laki itu sempat membuat geger warga sekitar abian Tihing Jungutan. Dan kurang dari 24 Jam petugas telah berhasil membekuk pelakunya yang ternyata adalah seorang Siswi SMU 1 Bebandem . (Karta)

Hektaran Ladang Jagung Terancam Kekeringan

SERAYA(Media Karangasem)
Ratusan hektar ladang jagung milik petani diwilayah Seraya mengalami kekeringan dan terancam mati. Padahal Jagung marupakan makanan pokok warga setempat .

Dari pantuan media rata-rata tanaman jagung yang dimiliki warga yang baru berumur 28 hari sebagian mulai nampak layu akibat musim kemarau panjang .Hal tersebut diakui salah satu petani asal Dusun Yeh Tali, Seraya Tengah, Komang Tantra (60). Ia mengaku bersama warga lainnya menanam jagung tersebut saat awal musin hujan bulan lalu. Namun sejak itu sampai tumbuh sekitar 30 cm sekarang ini hujan belum juga turun.

Sementara itu pihak Desa Adat setempat kemarin sore menyikapi kemarau panjang itu sesuai dengan kepercayaan warga setempat mulai menggelar Upacara Neduh, sejenis ritual memohon hujan di sebuah Pura dekat Pantai Seraya Tengah. Upacara rutin tahunan ini umumnya dilakukan selama 4 kali secara berturut-turut , Digelarnya upacara itu juga terkait dengan perubahan musim yang tidak menentu. Karena berdasarkan perhitungan kalender bulan-bulan ini seharusnya sudah memasuki musim hujan .(Karta)

Tenganan Pegringsingan Miliki Listrik Sendiri

TENGANAN(Media Karangasem)—Warga Tenganan Pengrinsingan kini punya listrik sendiri. setelah ditersmikan dan dioprasikanya pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Desa setempat. Listrik dengan kekuatan 12.500 watt tersebut dikhusunkan untuk menjakankan Selip (Mesin penggilingan Padi) di salah satu Desa Kuno di Bali itu.

Diakui pembangkit listrik jenis ini dinilai sangat efektif karena murah. Biaya oprasionalnya rendah karena tidak menggunakan BBM sehingga bisa hemat berberapa kali lipat. Selain itu listrik jenis ini juga dikenal ramah lingkungan. Untuk listyrik di Tegenan ini mengambil air dari aliran Tukad Buhu yang membalah desa Bali Aga tersebut.

Menurut Made Suarnata dari Jaringan Wisata Desa, dengan beroperasinya dua buah selip ini diharapkan menopang produksi padi dan diharapkan membawa Tenganan surplus beras seperti yang terjadi pada Tahun-tahun lalu.

“Dalam tahun belakangan warga Tenganan Pengringsingan yang dulunya surplus berast ternyata akhir-akhir ini mulai kekurangan beras. Kita terpaksa mendatangkan beras dari luar. " Ujar Suarnata

Menariknya saat peresmian hari Minggu (2/12) hadir dua orang kandidat Gubernur Bali, Wayan Sudirta dan Komjen Polisi Made Mangku Pastika. Selain itu juga hadir anggota BPD asal Gianyar IA Agung Mas dan sastrawan Cok Savitri .Saat peresmian tokoh-tokoh ini menandainya dengan membubuhtan tanda tangan diatas Kanvas berukuran satu meter sebagai tanda peresmian. (Karta)

No comments: